Bagi orang yang berpuasa, menahan diri dari makan dan minuman sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari adalah perjuangan besar. Pagi buta ia telah bangun untuk sahur. Siang hari perutnya merasa lapar dan tenggorokannya menahan dahaga. Dan sore hari ia hampir kehabisan kesabaran menunggu tenggelamnya matahari.

Sungguh perjuangan yang luar biasa, Namun bisa berakhir menjadi sia-sia. Kenapa puasa menjadi sia-sia? Bagaimana agar puasa tidak sekedar lapar dan dahaga?
Dr. A’idh al-qarni, tokoh ulama kerajaan Timur Tengah sekaligus penulis buku-buku laris, menggoreskan renungan-renungannya yang mendalam terhadap fenomena terlantarnya bulan Ramadan melalui buku ini. Seakan-akan penulis mencoba mengajak kita untuk menggali makna-makna Terpendam bulan Ramadhan yang telah Terlupakan, Demi meraih kemuliannya, dengan menggunakan metode perenungan, intropeksi diri yang tenang, bahasa yang mengalir. Alur pembahasan ringkas tetapi tidak dangkal dan tetap berpijak pada al-qur’an dan Sunnah, menjadikan kami yakin bahwa buku ini sangat bermanfaat bagi anda.
Data koleksi
Call Number: 297.362 Qar r
A’idh Al Qarni. 2007. Ramadhan: agar puasa tak sekedar lapar & dahaga. Solo: Aqwam