Film mungkin Anugerah seni terbesar yang pernah dimiliki manusia,
Begitu kalimat yang pernah meluncur dari mulut Joni, diperankan oleh Nicholas Saputra, dalam film Janji Joni karya Joko Anwar tahun 2005. Mungkin jadi benar. Konon film adalah kesenian terakhir yang mencakup 6 cabang kesenian lainnya, ditambah teknologi dan teknik pemasaran. Di film pula, diperlihatkan Bagaimana pengaruh film dalam kehidupan manusia, tentu saja dengan gaya yang komikal dan dilebih-lebihkan.
Nama film menjadi seorang yang penting yang suka atau tidak ditonton banyak sekali orang. Sejak film Kuldesak muncul tahun 1946, denyut nadi perfilman Indonesia kembali hidup dari mati suri nya. Muncul film-film baru yang terus diproduksi dalam negeri.
Masih banyak memang kekurangan film-film Indonesia itu. Dari skenario yang lemah, budaya Gagap meniru film semacam ADC dan Jelangkung, hingga kurangnya kritikus film nasional. Kesinambungan historis antara sineas muda sekarang dengan para pendahulunya agar bisa belajar dari sejarah.
Namun harus ada yang memotretnya, mengabadikannya, mengarsipkannya agar perjalanan perjuangan bisa dibaca dan boleh jadi menjadi pelajaran berharga bagi generasi 20-30 tahun kelak. Siapa tahu?
Masalahnya belum Banyak penulis film, kritikus film, wartawan film, pengamat film dan lain-lain yang mencatat kiprah mereka. Khususnya dalam bentuk buku. Padahal penulisan sebuah fenomena seperti kebangkitan film Indonesia yang terjadi sekarang ini, sangat penting. Kita harus menuliskan nya, agar nanti anak cucu kita bisa membaca sejarah nenek kakeknya dalam bidang film. Sebagaimana kita semua masih bisa mengakses informasi suatu film Indonesia sejak awal mula yang ditulis oleh Andjar Asmara dari majalah dunia film, Rosihan Anwar atau Salim Said.
Tulisan ini berusaha mengisi kekurangan untuk menghindari kata kekosongan tulisan-tulisan seputar film Indonesia.
—
Data Koleksi Buku
Call Number: 791.4375 Ima a
Call Number: 791.4375 Ima a
2006. A to Z About Indonesian Film. Bandung: Dar Mizan
Categories: