Judul : MENEMBUS BATAS
Penulis : BUDI SETIADI DAN TIM REDAKSI
ISBN : 978-602-8512-27-5
Tebal : 180 halaman
Penerbit : Ziyad
Tahun terbit : 2010
call number: 370.19 Set m
Deskripsi Buku:
Bagaimana ceritanya seorang dengan penghasilan jauh di bawah UMR bahkan menyentuh angka 1 juta pun tidak, tapi mampu mengkuliahkan anak-anaknya di kampus-kampus elit seperti UGM dan ITB? anda penasaran? ini adalah cuplikan kisah tentang pak Busi Setiadi.
“Menurutmu, orang tua yang baik itu seperti apa? Orang tua yang pandai tapi tidak bisa membuat anak-anaknya sependai dirinya, atau orang tua yang biasa saja tapi mampu membuat membuat atau menyekolahkan anak-anaknya hingga lebih pandai daripada dirinya?”
-Tanya pak budi kepada anak-anaknya-
Buku menembus batas ini berkisah tentang perjuangan seorang Budi Setiadi, ayah enam orang anak dengan istri yang mengidap sakit parah, dalam mengarungi hidup dan mengantarkan anak-anaknya meraih cita-cita.Padahal penghasilan pak Budi sebulan hanya RP. 450.000,- yang terkadang malah kurang dari itu.
Dikisahkan dengan sederhana dan mencair, buku ini bertutur bagaimana cara pak Budi berjuang dan mendidik anak-anaknya hingga bisa sampai di bangku kuliah. Bayangkan, dengan penghasilan minor seperti itu, pak Budi dapat menyekolahkan ketiga anaknya di fakultas teknik UGM dan ITB.
Buku ini pun dilengkapi dengan informasi tambahan yang masih sesuai dengan tema buku ini. Informasi tambahan ini memberikan fakta empiris tentang cara yang dilakukan pak Budi dalam mendidik keenam anak-anaknya.
Buku ini sungguh mengispirasi.Kisahnya menohok tajam pola pikir konvensional, di mana alasan ekonomi selalu menjadi alasan orang miskin untuk tidak bersekolah dan juga menohok prilaku orang mampu yang merasa cukup dengan memberikan fasilitas serta sekolah mahal tanpa peduli bhawa anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang.
Pak Budi telah berbagi semangat.Ia telah memberikan sebuah kisah kegigihan hidup dan arti penting pengorbanan, meskipun dalam usahanya tak sedikit aral melintang dan badai yang menghambat laju perjalanannya.
Kawan, untuk anda yang sudah berkeluarga, buku ini bisa menjadi referensi dalam mendidik anak-anak anda. Sedangkan, untukmu yang belum menikah dan masih berkelanan mencari ilmu, buku ini akan membawa anda melihat sebuah cakrawala baru yang dapat menajdi pelecut semangat dalam menuntut ilmu, karena anda akan disuguhkan perjuangan dan pengorbanan orang tua demi kemajuan anak-anaknya, setidaknya anda akan dibuat menangis dan merenung akan apa yang telah orang tua anda perbuat hanya untuk anda: anaknya.
Akhirnya saya tutup tulisan ini dengan sebuah kalimat bijak:
“Orang lemah yang optimis, lebih baik daripada orang mampu namun pesimis, optimis terkadang mengubah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.”
Dan pak Budi telah merasakan dan menjalani itu!