Etika
K. Bertens
Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 1993
170 Ber e
Resensi buku
Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (departemen pendidikan dan kebudayaan 1988) disitu ”etika” dijelaskan dengan membedakan tiga arti: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), 2) Kumpulan asas atau niai yang berkenaan dengan akhlak, 3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa etika sebagai sistem nilai, kode etik, dan ilmu tentang tingkah laku. Masih mengenai istiah perlu dibedakan antara Amoral dan Immoral. Amoral berarti tidak berhubungan dengan konteks moral, non-moral. Sedangkan Imoral berarti bertentangan dengan moralitas yang baik, secara moral buruk, tidak etis. Perbedaan etika dan etiket. Etika berarti ”moral” dan etiket berarti ”sopan santun”. Tiga pendekatan yang diberikan yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Filsafat moral: 1) Hakekat Ilmu (Ontologi), 2) Bagaimana pengetahuan itu diperoleh (episteologi), 3) apa gunanya pengetahuan itu dipelajari (Aksiologi).
Hati nurani kita maksudkan sebagai penghayatan tentang baik atau buruk yang berhubungan dengan tingkah laku konkret kita. Hati nurani retropektif memberikan penilaian tentang perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung dimasa lampau. Sedangkan hati nurani prospektif adalah meihat kemasa depan dan meniai perbuatan kita dimasa yang akan datang.
Kebebasan dan tanggung jawab, subyek kebebasan sosial politik artinya yang disebut bebas disini adalah suatu bangsa atau rakyat. Sedangkan subyek kebebasan individu adalah manusia perorangan. Bebas dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kebanyakan arti bebas dijelaskan secara negatif dengan memakai kata ”lepas” atau sejenisnya. Jauh lebih sulit ialah menjelaskan kebebasan secara positif ”Kebebasan untuk…” harus diisi oleh manusia sendiri. Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila dimintai penjelasan tentang perbuatannya. Tapi untuk bertanggungjawab tidak cukuplah orang menjadi penyebab, perlu juga orang menjadi penyebab bebas. Kebebasan adalah syarat mutlak untuk tanggung jawab.
Nilai dan Norma, Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggungjawab. Suatu nilai moral hanya bisa diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan. Norma moral menentukan apakah perilaku kita baik atau buruk dari sudut etis. Karena itu norma moral adalah norma tertinggi yang tidak bisa ditaklukkan pada norma lain. Sebaliknya norma moral menilai norma-norma lain.
Hak dan Kewajiban, Dapat dikatakan hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain. Orang yang mempunyai hak bisa menuntut (dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan) bahwa orang lain akan memenuhi hak itu. Hak adalah klaim yang sah atau klaim yang dibenarkan. Pandangan yang disebut ”teori koreasi” yang dianut oleh para utiliterisme, menurut mereka setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain begitu juga sebaliknya. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas disebut sebagai “hak”.
Menjadi manusia yang baik, terdapat etika kewajiban dan etika keutamaan. Etika kewajiban mepelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang berlaku untuk perbuatan kita. Etika ini menunjukkan norma-norma dan prinsip-prinsip mana yang perlu diterapkan dalam hidup moral kita. Etika keutamaan mepunyai orientasi yang lain. Etika ini tidak begitu menyoroti perbuatan satu demi satu apakah sesuai atau tidaknya dengan norma-norma moral,tapi lebih memfokuskan manusia itu sendiri. Etika ini mempelajari keutamaan, artinya sifat watak yang dimiliki manusia.
Buku ini sangat baik, karena didalamnya terdapat materi-materi yang begitu lengkap dan dijeaskan secara rinci oleh penulisnya. Kemudian setiap sub-tema diberi contoh-contoh yang memudahkan kita untuk paham dengan materi-materinya. Akan tetapi buku ini banyak menggunakan bahasa-bahasa atau istilah-istilah yang sulit dipahami oleh pembacanya, sehingga banyak pembaca yang mengalami kesulitan atau kebingungan pemahamanya setelah membaca buku ini.
peresensi: Siwi Lestari
source; http://siwi23.blogs.uny.ac.id/2017/09/13/resensi-buku-etika/
Categories: