Sayyid Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban. Meskipun dalam paradaban Islam struktur organisasi dan bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-rinsip dan nilai-nilai asasinya adalah satu dan permanen. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan kepada Tuhan (taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan (Tauhid), supremasi kemanusiaan di atas segala sesuatu yang bersi’at material,pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan penjagaan dari keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi berdasarkan petunjuk dan perintah-Nya (syariat).
Sejalan dengan Sayyid Qutb, Syeikh Muhammad Abduh menekankan bahwa agama atau keyakinan adalah asas segala peradaban. Bangsa-bangsa purbakala seperti Yunani, Mesir, India, dll, membangun peradaban mereka dari sebuah agama, keyakinan atau kepercayaan. Arnold Toynbee juga mengakui bahwa kekuatan spiritual adalah kekuatan yang memungkinkan seseorang melahirkan manifestasi lahiriyah (outward manifestation) yang kemudian disebut sebagai peradaban itu.

Jika agama atau kepercayaan merupakan peradaban, dan jika agama serta kepercayaan itu membentuk cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tindakan nyatanya atau manifestasi lahiriyahnya, maka sejalan dengan teori modern bahwa pandangan hidup (worldview) merupakan asas bagi setiap peradaban dunia.
Para pengkaji peradaban, filsafat, sains dan agama kini telah banyak yang menggunakan worldview
 sebagai matrik atau framework. Ninian Smart menggunakannya untuk mengkaji agama, S.M. Naquib al-Attas, al-Mawdudi, Sayyid Qutb, memakainya untuk menjelaskan bangunan konsep dalam Islam, Alparslan Acizzzkgence memakainya untuk mengkaji sains, Atif Zayn, memakainya untuk perbandingan ideologi, Thomas F. Wall untuk kajian filsafat, Thomas S. Kuhn dengan konsep paradigmanya sejatinya sama dengan menggunakan worldview bagi kajian sains.
Meski mereka berbeda pendapat tentang makna worldview, mereka pada umumnya mengaitkan worldview dengan peradaban atau seluruh aktivitas ilmiah, sosial dan keagamaan seseorang. 
Buku Membangun Peradaban dengan ilmu merupakan buku yang disusun dari kumpulan materi lima orang narasumber  pada acara “Pekan Peradaban Islam” di Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia Depok bulan Agustus 2009.
Buku ini terdiri dari lima pembahasan utama, yaitu:
  1. Pendidikan Tinggi dan Pembangunan (Wan Mohd Nor Wan Daud)
  2. Indonesia Masa Depan: Perspektif Peradaban Islam (Adian Husaini)
  3. Dewesternisasi dan Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Adnin Armas)
  4. Rekonstruksi Sains Islam (Abdur Rahman Muchtar)
  5. Membangun Peradaban Islam (Hamid Fahmi Zarkasyi) 

Data Koleksi Buku Pustakaloka NUS
Call Number: 297.26 Zar M
Hamid Fahmi Zarkasyi, dkk. 2010. Membangun Peradaban Dengan Ilmu. Depok: Kalam Indonesia